Sabtu, 11 Februari 2012

Cinta Itu Mengalahkan Segalanya

Dalam beberapa minggu terakhir, di kalangan masyarakat sepakbola terdapat banyak pergunjingan tentang masa depan saya. Banyak orang mulai berspekulasi, tentang kemana kira-kira saya akan bermain pada musim yang akan datang. Mengingat musim kompetisi yang sebentar lagi mulai bergulir, dan saya masih belum menentukan pilihan, tentu hal itu menjadi sesuatu berdebatan yang sangat wajar…

Saya tidak pernah menampik, jika memang ada beberapa tim yang menghubungi saya dan meminta kesediaan saya untuk membela panji mereka musim depan. Dan sejujurnya tim-tim tersebut memberikan penawaran yang sangat menarik, baik dari segi materi, kesempatan untuk meraih gelar maupun pengalaman baru dalam level yang lebih tinggi…
Dalam sebuah wawancara dengan salah satu TV swasta, saya pernah mengemukakan sebuah statemen, yang kurang lebih berisi demikian:
“Saya mencintai Persija dan saya merasa sangat nyaman berada di sini, sehingga saya akan berusaha sekuat tenaga saya untuk bertahan di tim ini. Akan tetapi mengingat Persija sendiri masih terlihat sangat sibuk dengan masalah intern mereka yang tak kunjung usai, maka saya pun sudah mulai menyiapkan mental saya jika nantinya saya harus meninggalkan Persija”
Ada beberapa tim yang menghubungi saya diantaranya Sriwijaya FC, Persib Bandung dan Persikad Depok, di samping itu saya juga mendapat kesempatan untuk kembali ke Selangor FC, Malaysia. Seperti yang saya kemukakan di awal tadi, jika tim-tim di atas memberikan penawaran yang sangat menarik dalam berbagai hal. Dalam kesempatan kali ini saya akan sedikit ceritakan bagaimana situasinya…
Tim yang paling serius adalah Sriwijaya FC, saya sudah berbicara dengan pelatih mereka Pak Rahmad dan juga Pak Bakti selaku wakil dari managemen, serta Pak Dodi sebagai Presiden Direktur PT SOM. Dari segi materi, Sriwijaya berani memberikan penawaran yang sangat menarik, mereka juga menawarkan kesempatan meraih gelar (mengingat materi pemain Sriwijaya boleh dikatakan The Dream Team musim depan), terlebih lagi mereka menawarkan sebuah tantangan baru di mana saya rasa setiap pemain menginginkan hal itu, yaitu berlaga di Liga Champion Asia…
Persib Bandung juga cukup serius dalam mendekati saya, salah satunya ditunjukan ketika sesaat setelah pertandingan Piala Selangor antara Selangor FC vs Persib Bandung, Pak Umuh mewakili managemen Persib sempat mengundang saya ke Hotel Grand Quality Shah Alam untuk membicarakan kemungkinan saya menyeberang ke Bandung. Pak Umuh banyak bercerita tentang visi dan proyeksi ke depan tim Persib yang sejujurnya cukup menarik di mata saya. Bahkan beliau juga sempat mengundang saya untuk datang ke Bandung bersama keluarga untuk membicarakan hal-hal yang lebih detail sambil berlibur…
Sedangkan tawaran dari Persikad Depok sendiri, sebenarnya lebih kepada sebuah kecelakaan menurut saya, akan tetapi tawaran tersebut tidak bisa saya pungkiri juga cukup menarik. Saat itu ketika saya pulang dari Kuala Lumpur, saya mendapat telepon dari Ismed Sofyan yang mengatakan jika Pak Edy Joenardi ingin bertemu dengan saya, Ismed Sofyan, Aliyudin dan Leo Saputra. Mengingat saat itu gencar diberitakan bahwa sosok Edy joenardi akan mengambil alih Persija, maka saya sangat antusias dengan berita dari Ismed tersebut. Yang ada di benak saya adalah Pak Edy mewakili Persija akan berbicara dengan kami, tentu hal tersebut cukup menggembirakan…
Akan tetapi ketika kami bertemu, bukannya membicarakan tentang Persija akan tetapi Pak Edy malah membicarakan kemungkinan kami berempat untuk menjadi punggawa Persikad Depok. Sejujurnya saat itu saya sangat terkejut dan sedikit jengkel, oke dari segi materi memang mereka menawarkan nominal yang sangat tinggi, akan tetapi itu semua jauh dari apa yang ada dalam benak saya mengenai pertemuan siang itu…
Mengenai Selangor, ehm.. saya mempunyai kenangan yang indah bersama tim ini. Selangor adalah raksasa sepakbola Malaysia yang mempunyai sejarah panjang, 33 kali juara Piala Malaysia adalah buktinya. Akan selalu menyenangkan dapat kembali ke sana, dan itu adalah salah satu alasan saya menerima ajakan Selangor untuk bermain dalam Piala Selangor melawan Persib Bandung. Suasana Stadion Shah Alam tidak pernah berubah, malam itu kenangan 3 tahun yang lalu seakan terulang kembali, apalagi malam itu saya mampu menyumbangkan 2 gol dan mengantar Selangor mengalahkan Persib Bandung…
Penawaran-penawaran di atas jelas membuat saya merasa sangat bimbang. Secara pribadi saya masih ingin bertahan di Persija, akan tetapi tim ini terkesan pasif dengan tidak segera memberikan kabar. Sejujurnya, saya hampir saja bergabung dengan Sriwijaya FC, melalui Pak Bakti saya sempat menyampaikan bahwa 80% saya bersedia bergabung dengan mereka, akan tetapi saya meminta waktu untuk meyakinkan hati saya, bahwa pada akhirnya saya harus membela tim lain selain Persija di Indonesia…
Saya juga menyampaikan, jika Sriwijaya masih mau menunggu, maka saya akan berterima kasih, akan tetapi jika Sriwijaya memutuskan untuk membatalkan rencana mereka, saya juga bisa menerima keputusan itu. Setelah itu Sriwijaya tidak pernah lagi menghubungi saya, sehingga saya anggap mereka membatalkan rencana untuk merekrut diri saya…
Mengenai Persib Bandung, apa yang terjadi lebih kepada saya tidak ingin mengkhianati diri saya, Persija dan The Jakmania. Karena tentu akan sangat menyakitkan buat semua pihak, jika saya sampai bergabung dengan Persib Bandung, mengingat rivalitas antara Persija dan Persib sudah menjadi tradisi serta begitu mengakar…
Untuk Persikad Depok, bukannya saya anti untuk berlaga di divisi utama. Akan tetapi, saya masih berkeinginan untuk bermain di level Liga Super. Di samping untuk merasakan atmosfer yang jelas lebih menantang, lebih daripada itu saya ingin menjaga peluang saya untuk tetap bisa membela Tim Nasional Indonesia. Sehingga nominal tinggi yang mereka ajukan, sama sekali tidak membuat diri saya bergeming…
Mengenai Selangor sendiri, mereka memang sudah membicarakan kemungkinan saya untuk kembali. Akan tetapi, masalah terbesarnya adalah regulasi di Malaysia, yang belum bisa memastikan jika kompetisi Malaysian Super League boleh menggunakan pemain asing kembali atau tidak. Hal tersebut baru akan dibicarakan lagi setelah musim ini berakhir. Sedangkan Malaysian Super League sendiri baru akan berakhir bulan Oktober, sehingga akan sangat terlambat bagi saya pribadi untuk mengambil keputusan tersebut…
Terlebih lagi mengingat akhir-akhir ini hubungan Indonesia-Malaysia yang semakin memanas, sehingga membuat saya dan keluarga akan merasa sedikit kurang nyaman dengan situasi ini, jika nantinya saya memutuskan bermain di sana kembali…
Dengan pertimbangan di atas, akhirnya saya menetapkan hati untuk bertahan di Persija dengan apa pun konsekuensinya .Dan gayung pun bersambut, pada suatu pagi saya dan Ismed sofyan didampingi Bung Ferry, mendapat kesempatan untuk bertemu dengan Pak Harianto Bajoeri dan Pak Gubernur Fauzi Bowo, guna menanyakan serta membahas kelangsungan tim Persija selepas gagalnya Edy Joenardi Group mengakuisi Persija. Dan tanpa menunggu waktu lama, Bang Foke langsung memberikan instruksi kepada Pak Harianto Bajoeri untuk segera membentuk tim Persija untuk mengarungi kompetisi ISL musim depan…
Mungkin dari segi nominal harga, apa yg akan saya dapatkan di Persija masih di bawah apa yg ditawarkan Sriwijaya, Persikad, Selangor FC atau bahkan di bawah pendapatan saya musim lalu. Dari segi materi tim dan peluang juara, mungkin Sriwijaya dan Persib sedikit di atas, yang memang sangat terlambat dalam membentuk tim. Dari segi tantangan, mungkin Sriwijaya dan Selangor akan memberikan saya pengalaman yang sangat berharga, dengan tampil di Asian Champions League musim depan. Akan tetapi semua itu dapat saya kesampingkan karena “Kecintaan saya terhadap Persija”…
Saya pasti bangga jika mampu menjadi juara dan tampil di Asian Champions League bersama Sriwijaya FC atau Selangor FC. Akan tetapi, saya pasti akan merasa lebih bangga jika saya mampu meraih itu semua bersama Persija Jakarta, tim yang telah membesarkan nama saya dan telah memberikan banyak hal kepada perkembangan karir saya…
Persija memang tengah mengalami krisis finansial, sehingga tidak mampu memberi seperti apa yang tim lain mampu berikan kepada saya. Akan tetapi sekali lagi, selama 9 musim saya bermain untuk Persija, tim ini telah memberikan banyak hal kepada diri saya. Sehingga tidak ada salahnya, jika di saat tim ini sedang mengalami masalah dan sedikit terpuruk, saya melakukan sedikit hal yang saya mampu, untuk balik menolong tim ini…
Saya rela memotong pendapatan saya, agar Persija mampu mendatangkan pemain baru yang berkualitas, guna menyongsong musim baru nanti. Sehingga Persija tetap mampu bersaing memburu gelar terbaik di musim depan…
Ternyata memang benar pepatah yg mengatak bahwa: “Cinta Itu Buta” dan pada kenyataannya..
“CINTA ITU MENGALAHKAN SEGALANYA”…

0 komentar: