Kamis, 16 Februari 2012

Sejarah PSSI


 
PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia ) dibentuk 19 April 1930 di Yogyakarta.

PSSI didirikan oleh seorang insinyur sipil bernama Soeratin Sosrosoegondo.

Soeratin menyadari sepenuhnya untuk mengimplementasikan apa yang sudah diputuskan dalam pertemuan para pemuda Indonesia 28 Oktober 1928 (Sumpah Pemuda).

Soeratin melihat sepakbola sebagai wahana terbaik untuk menyamai nasionalisme di kalangan pemuda, sebagai tindakan menentang Belanda.

Pada Sabtu tanggal 19 April 1930, berkumpullah wakil – wakil dari Bond se-Jawa (VIJ Jakarta, BIVB Bandung, PSIM Yogyakarta, VVB Solo, MVB Madiun, IVBM Magelang, dan SIVB Surabaya) dalam sebuah konferensi di Societeit Hadiprojo, Jl. Yudonegaran, Yogyakarta.

Dari pertemuan tersebut, lahirlah PSSI (Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia) yang juga menetapkan Ir. Soeratin sebagai Ketua Umum PSSI.

Begitu PSSI terbentuk, Soeratin dkk segera menyusun program yang pada dasarnya “menentang” berbagai kebijakan yang diambil pemerintah Belanda melalui NIVB.

PSSI melahirkan “stridij program” yakni program perjuangan seperti yang dilakukan oleh partai & organisasi massa yang telah ada. Kepada setiap bonden/perserikatan diwajibkan melakukan kompetisi internal untuk strata I & II, selanjutnya di tingkatkan ke kejuaraan antar perserikatan yang disebut “Steden Tournooi” dimulai pada tahun 1931 di Surakarta .

Kegiatan sepakbola kebangsaan yang digerakkan PSSI itu kemudian menggugah Susuhunan Paku Buwono X, setelah melihat maraknya Kompetisi I perserikatan diadakan.

Paku Buwono X kemudian mendirikan stadion Sriwedari lengkap dengan lampu, sebagai apresiasi terhadap kebangkitan “Sepakbola Kebangsaan” yang digerakkan PSSI. Stadion itu diresmikan Oktober 1933.

Lebih jauh, Soeratin mendorong pula pembentukan badan olahraga nasional, agar kekuatan olahraga pribumi semakin kokoh. Tahun 1938 berdirilah ISI (Ikatan Sport Indonesia), yang kemudian menyelenggarakan Pekan Olahraga (15-22 Oktober 1938) di Solo.

Karena kekuatan dan kesatuan PSSI yang kian lama kian bertambah, akhirnya NIVB pada tahun 1936 berubah menjadi NIVU (Nederlandsh Indische Voetbal Unie) dan mulailah dirintis kerjasama dengan PSSI.

Pada tahun 1938 atas nama Dutch East Indies, NIVU mengirimkan timnya ke Piala Dunia 1938, namun para pemainnya bukanlah berasal dari PSSI melainkan dari NIVU, walaupun terdapat 9 orang pemain pribumi / Tionghoa. Hal tersebut sebagai aksi protes Soeratin, karena beliau menginginkan adanya pertandingan antara tim NIVU dan PSSI terlebih dahulu sesuai dengan perjanjian kerjasama antara mereka (Gentelemen's Agreement) yang ditandatangani oleh Soeratin (PSSI) dan Masterbroek (NIVU) 5-1-1937 di Jogyakarta. Selain itu, Soeratin juga tidak menghendaki bendera yang dipakai adalah bendera NIVU (Belanda).
Dalam kongres PSSI 1938 di Solo, Soeratin membatalkan secara sepihak Perjanjian dengan NIVU tersebut.

Kepengurusan PSSI pun telah sampai ke pengurusan di tingkat daerah – daerah di seluruh Indonesia . Hal ini membuat Sepakbola semakin menjadi olahraga dari rakyat dan untuk rakyat.

Nama PSSI (Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia) kemudian diubah dalam kongres PSSI di Solo 1950 menjadi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia.

Dalam perkembangannya PSSI telah menjadi anggota FIFA sejak tanggal 1 November 1952 pada saat congress FIFA di Helsinki.

Selanjutnya PSSI diterima pula menjadi anggota AFC (Asian Football Confederation) tahun 1954, dan menjadi pelopor pembentukan AFF (Asean Football Federation) 1984 di zaman kepengurusan Kardono, sehingga Kardono sempat menjadi wakil presiden AFF untuk selanjutnya Ketua Kehormatan.

KETUA UMUM PSSI
1930-1940 R Soeratin Sosrosoegondo
1941-1949 Artono Martosoewignyo
1950-1959 R. Maladi
1960-1964 Abdul Wahab Djojohadikoesoemo
1964-1967 Maulwi Saelan
1967-1974 Kosasih Poerwanegara
1975-1977 Bardosono
1977 Moehono
1978-1981 Ali Sadikin
1982-1983 Sjarnoebi Said
1983-1991 Kardono
1991-1999 Azwar Anas
1999-2003 Agum Gumelar
2003-2010  H.A.M.Nurdin Halid
2010- Djohar Arifin Husein

DATA & FAKTA
1. Di tahun 1930, Enam negara bagian dari seluruh negeri membentuk kompetisi sendiri di Medan (Sumatera Utara), Surabaya (Jawa Timur), Semarang (Jawa Tengah), Bandung (JawaBarat), Bagian Timur (Kepulauan Sulawesi, Maluku, Sunda Kecil), dan Banjarmasin (Kalimantan). Mereka semua tergabung dalam NIVB.

2. Pada tahun yang sama, PSSI didirikan di Yogyakarta pada hari Sabtu 19 April 1930.
Tujuh bond dari seluruh kepulauan Jawa bertindak sebagai anggota pendiri :
VIJ (Jakarta, sekarang Persija Jakarta) diwakilkan oleh Soekardi,
BIVB (Bandung, sekarang Persib Bandung) diwakilkan oleh Mr. Syamsoedin,
MIVB (sekarang PPSM Magelang) diwakilkan oleh E. Mangindaan,
MVB (Madiun) diwakilkan oleh M. Dharsono,
SIVB (sekarang Persebaya Surabaya) diwakilkan oleh R. Pamoedji,
VVB (Surakarta, sekarang Persis Solo) diwakilkan oleh Saronto, Soedaryo Tjokrosisworo dan Soetarman,
PSIM (Yogyakarta) diwakilkan oleh HA Hamid, Daslam, dan Amir Noto.
Ketua Umum PSSI pertama (pemilihan melalui voting) adalah Ir. Soeratin Sosrosoegondo

3. PSSI sejak tahun 1931 menyelenggarakan kompetisi tahunan antar kota/anggota.

4. Sampai Belanda meninggalkan Indonesia sesudah Perang Dunia II, dan Indonesia memperoleh kemerdekaan tahun 1945, masih ada dua badan yang mengendalikan sepakbola Indonesia yakni PSSI dan NIVU.

Tahun 1950, pemerintah baru Indonesia menetapkan nama PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) dan memperkenalkan pada kejuaraan nasional PSSI tahun 1951. Juara pertama kali Indonesia adalah Persebaya Surabaya.

0 komentar: